Banyak orang yang suka bertamasya ke pantai. Mereka senang melihat birunya
laut dan gelombang laut yang menggulung-gulung. Betapa indahnya pemandangan
tersebut. Gerakan permukaan air laut yang turun naik juga bisa menghibur bagi
yang menyaksikannya. Betapa hebat gelombang laut yang tak henti-henti bergerak.
Ternyata di balik gelombang laut itu terdapat energi yang bisa
dimanfaatkan. Kini gelombang laut telah dimanfaatkan sebagai sumber energi
pembangkit listrik. Memang berbicara pembangkit listrik tenaga gelombang laut
(PLTGL) kurang begitu popular. Sejumlah negara telah membangun PLTGL, tetapi
jumlah masih sedikit.
Sebenarnya PLTGL bukanlah sesuatu yang baru. Berdasarkan sejarahnya,
pemanfaatkan gelombang laut sebagai sumber energi listrik telah dilakukan sejak
abad ke-18. Berdasarkan catatan sejarah, Girard dan anaknya dari Prancis telah
menggunakan energi gelombang laut. Selanjutnya pada 1919, Bochaux-Praceique
telah memanfaatkan gelombang laut untuk menggerakkan alat pembangkit listrik
untuk menerangi lampu rumahnya di Royan, dekat Boedeaix, Prancis.
Penggunaan teknologi yang ilmiah dan modern untuk pemanfaatkan energi
gelombang laut dirintis oleh peneliti Jepang Yoshio Masuda pada 1940-an. Dia
telah mengetes berbagai konsep dari perangkat yang memanfaatkan energi
gelombang laut. Ratusan unit alat pembangkit dites untuk menghasilkan listrik
yang bisa menyalakan lampu. Pada 1950, Masuda telah menghasilan konsep yang
juga maju.
Tetapi sayangnya pengembangan teknologi yang memanfaatkan gelombang laut
kurang mendapat respons. Seiring perjalanan waktu pada 1973, dunia dilanda krisis
minyak. Krisis bahan bakar dari fosil itu kembali mendorong dan memacu
peneliti dari berbagai universitas mencoba mengembangkan pembangkit listrik
tenaga gelombang laut. Peneliti itu di antaranya Stephen Salter dari Edinburgh
University, Johannes Falnes dari Norwegian Institute of Technology, Michael E.
McCormick dari U. S. Naval Academy, David Evans dari Bristol University,
Michael French from University of Lancaster, John Newman, serta Chiang C. Mei
dari MIT.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) yang telah berjalan adalah
PLTGL Limpet dikelola oleh Wavegen, anak perusahaan Vorth Siemen yang berbasis
di Inggris. PLTGL Limpet mampu memproduksi listrik 500 kwh. Pembangkit tersebut
menggunakan teknologi Oscillating Water Column (OWC) yang mengubah energi
gelombang menjadi udara pendorong untuk menggerakan turbin.
Sementara itu, PLTGL yang di Jerman akan memiliki kapasitas 250 kWh. Dengan kapasitas tersebut, PLTGL tersebut dapat mengaliri listrik ke 120 rumah. Pemerintah Jerman berharap pembangunan PLTG tersebut tidak mengganggu lingkungan sekitar pantai. Oleh karena itu, EnBW menjalin kerja sama dengan proyek konservasi pantai agar pembanguan PLTGL tidak merusak keindahan alam daerah sepanjang pantai.
Sementara itu, PLTGL yang di Jerman akan memiliki kapasitas 250 kWh. Dengan kapasitas tersebut, PLTGL tersebut dapat mengaliri listrik ke 120 rumah. Pemerintah Jerman berharap pembangunan PLTG tersebut tidak mengganggu lingkungan sekitar pantai. Oleh karena itu, EnBW menjalin kerja sama dengan proyek konservasi pantai agar pembanguan PLTGL tidak merusak keindahan alam daerah sepanjang pantai.
Pembangkit listrik gelombang laut komersial juga dikembangkan di ‘Negeri
Kanguru’. Pusat PLTGL itu terletak di lepas pantai Australia. Pembangkit dengan
terobosan teknologi yang masih langka itu telah memasok kebutuhan listrik
sekitar 500 rumah yang berada di daerah Selatan Sydney, Australia.
Listrik baru bisa dihasilkan PLTGL jika gelombang laut datang menerpa corong yang menghadap ke lautan. Gerakan tersebut mengalirkan udara melalui dan masuk menggerakan turbin. Dari putaran turbin tersebut, sebanyak 500 kWh daya listrik dihasilkan setiap hari dan langsung disalurkan ke rumah-rumah .
Listrik baru bisa dihasilkan PLTGL jika gelombang laut datang menerpa corong yang menghadap ke lautan. Gerakan tersebut mengalirkan udara melalui dan masuk menggerakan turbin. Dari putaran turbin tersebut, sebanyak 500 kWh daya listrik dihasilkan setiap hari dan langsung disalurkan ke rumah-rumah .
Pusat PLTGL yang di Australia merupakan proyek percontohan. Pemerintah
Australia berencana membangun PLTGL yang lebih besar dan menghasilkan listrik
lebih kuat di pantai selatan Australia. Dengan pembangunan PLTGL, para ahli
teknologi PLGL Australia pun mendapat kebanjiran order untuk membangunan PLTGL
di beberapa negara. Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Cile, Meksiko, dan Amerika
Serikat juga tertarik.
Perusahaan yang mengelola
PLTGL, Energetech mengaku pembangkit yang masih jarang dikembangkan memiliki
banyak keuntungan. John Bell, Direktur Keuangan Energetech mengatakan energi
gelombang laut merupakan energi yang tidak pernah habis jika dibandingkan
sumber energi lainnya. Energi gelombang laut tidak berbeda dengan energi dari
matahari dan angin. Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak bisa menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Australia, Perancis, dan Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar